Social Icons

Thursday, January 16, 2014

Toko Furniture Dadakan

Selamat pagi ...

Seperti biasa melalui media maya ini gue mau menuliskan apa yang gue alami di kehidupan gue. Sedikit malas sebenarnya untuk update blog, tapi mengingat ini adalah moment dimana gue menghadiri suatu kegiatan yang bikin gue sedikit penat, PENATARAN.

Berawal dari kawasan Cipayung, Jakarta Timur, gue menuju ke kawasan bilangan Pasar Baru, Jakarta Pusat untuk menghadiri suatu penataran yang ditugaskan langsung oleh pimpinan gue. Sebenarnya gue pribadi sedikit berat untuk berangkat mengingat kerjaan gue di kantor cukup menumpuk bagaikan monster di depan meja kerja. Tapi apa boleh buat, tanda tangan pimpinan sudah tergores di Surat Tugas dan pantang bagi pimpinan untuk menarik kebijakannya.

Cerita di mulai!

Sedikit rasa takut terjebak bencana banjir di kawasan Kampung Melayu menggelayut di benak gue. Bukan apa-apa, kan gak lucu kalo kita sudah berpenampilan ganteng layaknya kayak exmud tapi di tengah jalan jinjing celana karena harus menerobos banjir. :-S Tapi pikiran buruk itu tetap gue tepis, gue tetap berangkat.

Seperti biasa, dan memang ini luar biasa bahwa Jakarta adalah Ibu Kota Negara yang memiliki permasalah serius, apalagi kalau bukan MACET dan BANJIR.

Sepanjang jalan kita menghadapi kemacetan diantaranya di daerah Cililitan, Dewi Sartika, dan Kampung Melayu.

Sepanjang jalan Kampung Melayu, lebih tepatnya di kawasan Kampung Pulo, gue disuguhi pemandangan dari permasalahan kedua DKI Jakarta, BANJIR.

Bukan air yang gue lihat. Airnya udah surut. Yang terlihat sepanjang jalan adalah "Toko Furniture Dadakan" beserta pemiliknya yang rata-rata masih selimutan pakai kain sarung.

Yaa ... mereka bukan pedagang furniture biasa, melainkan para korban banjir yang mengungsi di trotoar-trotoar sepanjang jalan. Kasihan juga gue ngeliatnya, tapi apadaya inilah bencana rutin di Ibu Kota Negara kita. Entah harus menyalahkan siapa, dan entah ini salah siapa. Semua dari kalangan elit sampai kalangan non-elit :D merasakan dampaknya.

Memang baiknya kita instrospeksi diri dalam kehidupan kita sehari-hari. Banjir dapat diantisipasi mulai dari diri kita sedniri hanya dengan memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar dan membuang sampah sekecil apapun pada tempatnya.

Itu sajalah tulisan gue kali ini. Kali ini bukan curi waktu kerja, tapi curi waktu penataran. Entah apa yang disampaikan oleh pembicara di depan, namun feeling gue mengakatan itu ga penting buat gue. :D

No comments :

Post a Comment

 

SEO Badge


SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Followers

Twitter Timeline

 
Back to Top